TUGAS TEORI LOKASI
NAMA :
JANNATUL NAJMI
NO BP :
1211312003
LEAST
COST THEORY
Least cost theori dikemukakan
oleh Alfred weber, seorang
ekonom Jerman. Dalam bukunya yang berjudul “Uber den Standort der
Industrien” (About the location of industries) atau mengenai Lokasi
Industri.
Weber mendasarkan teorinya bahwa pemilihan lokasi
industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan lokasi
setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja
dimana penjumlahan keduanya harus minimum.
Pendekatan ini
dikenal sebagai Least cost theory yang menekankan analisisnya pada unsur
produksi, sementara unsur per-mintaan atau pasar diabaikan.
Teori ini tujuannya untuk menemukan atau menjelaskan lokasi optimal (lokasi
terbaik secara ekonomis). Dan kebanyakan ekonom sependapat bahwa lokasi optimal
adalah memberikan keuntungan maksimal, artinya keuntungan tertinggi yang
diroleh dengan cara mengeluarkan biaya paling rendah. Dan kenyataannnya yang
ada di lapangan sulit ditemukan lokasi yang dapat mengakomodasikan keinginan
untuk memperoleh keuntungan yang maksimal, karena lokasi industri dibagi ke
dalam least cost location dan maksimum revenue location
Beberapa asumsi
yang mendasari teori ini :
·
Hanya ada satu sumber bahan baku pada
daerah terntentu
·
Biaya satua angkut yang tetap
·
Terdapatnya kompetisi antra industri.
·
Terdapat pasar didaerah lain dengan persaingan bebas
tanpa monopoli.
Menurut Weber, penetapan lokasi yang optimal adalah
menetapkan lokasi industri dengan meminimalkan biaya transportasi. Biaya
pengangkutan merupakan penjumlahan ongkos pengangkutan bahan baku ke lokasi dan
ongkos pemasaran barang dari lokasi produksi menuju pasar. Namun ongkos angkut
barang pun harus proposional dengan jarak tempuh dan berat barang yang
diangkut. Jadi menurut Weber lokasi yang terbaik adalah tempat yang biayanya
paling minimal. Teori ini dilatar belakangi dengan menemukan lokasi optimal bagi setiap pabrik
atau industri, di mana terbaik secara ekonomis maupun mampu memberikan
keuntungan yang maksimal. Namun Weber lebih cenderung pada sudut pandang
terbaik secara ekonomis (least cost location).
Weber juga menjelaskan mengenai adanya gelaja aglomerasi
industri. Gejala aglomerasi merupakan pemusatan produksi di lokasi tertentu.
Pemusatan produksi ini dapat terjadi dalam satu perusahaan atau dalam berbagai
perusahaan yang mengusahakan berbagai produk. Gejala ini menarik industri dari
lokasi biaya angkutan minimum, karena membawakan berbagai bentuk penghematan
ekstern yang disebut Aglomeration Economies. Tentu saja perpindahan ini
akan mengakibatkan kenaikan biaya angkutan, sehingga dilihat dari segi ini
tidak lagi optimum. Oleh karena itu, industri tersebut baru akan pindah bila
penghematan yang dibawa oleh Aglomeration Economies lebih besar daripada
kenaikan biaya angkutan yang dibawakan kepindahan tersebut.
Teori Lokasi Industri Weber (Least Cost Location) dan Segitiga Lokasional Weber
Jika R1 dan R2 menggambarkan
dua asal sumber bahan mentah, M adalah lokasi pasar. A adalah suatu industri
yang akan didirikan dengan pertimbangan biaya transportasi. gambar manakah yang mewakili lokasi paling
cocok untuk didirikan industri?
Ya, tentunya lokasi aglomerasi industri yang ideal adalah lokasi
yang berada di pusat segitiga itu, yaitu gambar (a). Mengapa? Karena pada
gambar (a) menunjukkan biaya untuk transportasi bahan mentah dan produk jadi
sama besarnya. Juga jarak dari P1 ke M, P1 ke R1 dan R2 sama jauhnya. Jadi,
dengan menggunakan prinsip least cost maka lokasi P1 (lokasi berbiaya
terendah) yang ideal adalah seperti pada gambar (a).
Menurut Weber, penentuan
lokasi industri didasarkan oleh tiga faktor utama, yaitu material dan konsumsi,
kemudian tenaga kerja, dan biaya transportasi.
kemudian dirumuskan secara matematis dengan
sebuah persamaan.
T(k) = q [ ( k1 a1 n1 )
+ (k2 a2 n2 ) + m k3 ]
di mana :
T(k) = biaya angkut minimum
M = sumber bahan baku
C = pasar
K = lokasi optimal industri
q = output (hasil produksi)
k = jarak dari sumber bahan baku dan
pasar
a = koefisien input
n = biaya angkut bahan baku
m = biaya angkut hasil produksi
Sumber
:
Arisanti,
Ana. 2010. "Pemilihan Lokasi Menurut Weber", dalam http://anaarisanti.blogspot.com/2010/05/menurut-teori-weber-pemilihan-lokasi.html
Artika,
Tiara. 2010. "Aplikasi Teori Weber dalam Menentukan Lokasi", dalam http://kasihdalamkata.blogspot.com/2009/07/aplikasi-teori-weber-dalam-menentukan.html
Sarippudin.
2009. "Pemikiran Max Weber, dalam http://saripuddin.wordpress.com/pemikiran-max-weber.html
bagus (y)
BalasHapusterimakasih, semoga bermanfaat
Hapusmatur nuwun pencerahannya
BalasHapus